Wisata Pantai Taipa
Pantai Taipa adalah pantai dengan hamparan pasir putih yang membentang luas ini terletak di Desa Taipa Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara.
Dari ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota Kendari, jarak menuju Pantai Taipa sekitar 65 km yang ditempuh kurang lebih 90 menit hingga 2 jam.
Salah satu keunikan Pantai Tanjung Taipa selain keindahan panoramanya seringkali menjadi tempat terselenggaranya acara ritual yang sudah menjadi tradisi masyarakat di sekitar tempat wisata ini. Selain itu yang tidak kalah menariknya, di tempat ini setiap tahunnya terselenggara event festival perahu sebagai rangkaian pelaksanaan tradisi dari kebiasaan masyarakat nelayan.
Pantai Taipa memiliki fasilitas seperti gazebo yang disediakan untuk wisatawan yang disewakan oleh penduduk setempat, cafe dan warung makan yang juga dikelola oleh penduduk asli setempat.
Di Pantai Taipa juga sudah dilengkapi dengan kamar mandi umum untuk digunakan para wisatawan mandi bersih.
Pantai Tanjung Taipa
Pantai Taipa adalah sebuah destinasi wisata yang sering dikunjungi Masyarakat Konawe Utara dan sekitarnya. Pantai ini berjarak sekitar 72 km dari Kota Kendari, ibukota Sulawesi Tenggara. Pantai ini juga menjadi salah satu kebanggaan masyarakat di daerah ini yang cukup terkenal dengan panorama alamnya yang indah, udaranya yang sejuk dan terhampar pasir putih yang sangat luas. Angin sepoi-sepoi begitu terasa segar menerpa tubuh ketika pengunjung memasuki kawasan Pantai Tanjung Taipa, objek wisata primadona di Kabupaten Konawe Utara. Hamparan pasir berwarna abu-abu yang diterjang hempasan ombak dan gelombang laut silih berganti menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan ketika berada di kawasan pantai sepanjang kurang lebih 3 km ini.
Di sebelah barat ujung pantai itu terdapat tebing yang curam. Di bibir tebing curam itu terdapat dinding-dinding karts (tebing kapur) yang cukup fantastis. Di atas tebing terdapat liang-liang gelap berbentuk gua. Masyarakat setempat menyebut gua itu sebagai gua kelelawar karena memang dihuni oleh spesies kelelawar. Jika berada di mulut gua tersebut, pengunjung akan mendengar dengan jelas suara-suara kelelawar dan satwa lain yang mendiami kawasan hutan di sekitarnya. Hanya beberapa meter dari Gua Kelelawar terdapat Gua Tengkorak. Disebut Gua Tengkorak karena di dalam gua itu terdapat banyak tengkorak dan tulang-belulang manusia. Diduga, gua itu menjadi tempat tinggal manusia purba masa lampau.
Ketika berada di atas tebing itu, pengunjung dapat melihat dengan jelas aktivitas pengunjung pantai yang sedang mandi, berenang, dan bermain di sela-sela gelombang laut. Di sebelah Timur ujung pantai itu terdapat hamparan pasir yang menjadi tempat burung khas Sulawesi Tenggara, burung maleo, bertelur. Di era 1990-an, dalam jarak pandang 50-100 meter di kawasan itu, pengunjung dapat menyaksikan dengan jelas, puluhan bahkan ratusan ekor satwa endemik itu, melepas telurnya, lalu memendamkannya ke dalam pasir.
Berjarak sekitar 200 meter sebelum memasuki kawasan obyek wisata Pantai Tanjung Taipa terdapat makam keramat Haji Laasamana, yang bergelar ‘Anamea ndolasolo’ salah satu tokoh penyebar agama islam di daerah ini. Pada hari-hari tertentu, makam Haji Laasamana ramai dikunjungi masyarakat untuk berziarah. Makam ini menjadi bagian dari kawasan cagar budaya nasional yang memiliki potensi wisata religi.
Salah satu keunikan Pantai Tanjung Taipa selain keindahan panoramanya seringkali menjadi tempat terselenggaranya acara ritual yang sudah menjadi tradisi masyarakat di sekitar tempat wisata ini. Selain itu yang tidak kalah menariknya, di tempat ini setiap tahunnya terselenggara event festival perahu sebagai rangkaian pelaksanaan tradisi dari kebiasaan masyarakat nelayan.
Sarana Pendukung
Pantai ini berjarak 5 km dari Pantai Panggulawu, memiliki fasilitas penginapan dan cottage; Taman bermain anak-anak dan jaringan telepon selluler.